Eksplorasi Awal Tim Pasak Bumi ke Taman Hutan Raya Sultan Adam

Hari Minggu, 2 Oktober 2016 pukul 16.00 WITA telah dilakukan pengamatan awal ke Taman Hutan Raya Sultan Adam.  Sebanyak empat peserta yang melakukan eksplorasi yaitu :  Holison Bendarani Sabatano Boesay, Isada Sarah, Munawarah dan Rahmatul Ummah. Untuk mempermudah penyebutan, keempat orang ini disebut sebagai Tim Pasak Bumi. Tujuan dilakukan kunjungan ini adalah mencari, mengidentifikasi, serta mengetahui apa saja kegunaan dari tanaman pasak bumi.

Tim Pasak Bumi berangkat dari Banjarbaru pada pukul 16.00 WITA menggunakan sepeda motor. Setelah menempuh perjalanan selama 45 menit, tim pasak bumi sampai di Taman Hutan Raya Sultan Adam. Karena kondisi sekitar sudah sore hari, dan pos penjaga taman hutan raya juga telah tutup, maka tim pasak bumi langsung naik ke puncak besar, tepatnya di atas daerah benteng peninggalan Belanda. Tim Pasak Bumi berhenti dan memarkir sepeda motor, kemudian menemui penjaga keamanan yang berada di daerah benteng tersebut.

Pada saat itulah kemudian ditanyakan keberadaan tanaman pasak bumi. Ternyata secara kebetulan di daerah tersebut banyak ditemukan tumbuhan pasak bumi. Petugas penjaga keamanan yang bernama Andi tersebut mengatakan bahwa tanaman pasak bumi di daerah itu tumbuh secara liar. Kadang-kadang ada orang datang mencari tanaman tersebut untuk dijadikan jamu dengan cara mencabut, dan mengambil akarnya.  Kemungkinan akar pasak bumi tersebut dijual kepada produsen jamu yang banyak ditemukan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah atau Barabai.

Informasi lain yang berhasil digali tim pasak bumi adalah bahwa akar pasak bumi ini digunakan sebagai jamu penambah stamina bagi laki-laki. Kemudian, jika kita ingin mengetahui bahwa itu adalah tumbuhan itu pasak bumi atau bukan, maka kita cukup memetik kemudian menggigit daunnya. Jika rasanya pahit, maka itu adalah tumbuhan pasak bumi.

Tumbuhan pasak bumi merupakan jenis perdu atau pohon kecil, yang memiliki batang kecil, dengan ukuran batang paling besar hanya sebesar pergelangan tangan saja. Tumbuhan pasak bumi memiliki karakter yang sangat sulit untuk dicabut. Akar pasak bumi sesuai dengan namanya, jauh menancap lurus ke dalam tanah sebagai pasak bumi, atau istilah lain bisa disebut sebagai akar tunggang.

Setelah melakukan wawancara, tim pasak bumi berjalan-jalan dengan memasuki beberapa  daerah semak-semak yang berada dipinggir jalan. Hasil pengamatan tim ditemukan bahwa  disana ditemukan banyak tumbuhan pasak bumi. Beberapa gambar telah diambil dari lapangan, namun belum sempat ditampilkan pada web ini.  Selanjutnya, beberapa anggota tim mencoba untuk mencabut anakan tumbuhan pasak bumi tersebut, namun usahanya gagal karena ternyata akarnya sangat kuat dan tidak dapat mudah dicabut dengan tangan telanjang walaupun tumbuhan tersebut masih kecil ukurannya.

Hasil observasi tim pasak bumi diketahui bahwa tumbuhan pasak bumi merupakan tumbuhan perdu, memiliki daun dengan ukuran kecil dan meruncing dibagian ujungnya. Daunnya berasa pahit tetapi belum diketahui mengapa dan terdapat kandungan apa saja di dalam daunnya sehingga rasanya pahit. Akarnya merupakan akar tunggang dengan tinggi tumbuhan sekitar 5 meter. Batangnya berkayu dan berwarna merah marun.

Karena terbatasnya waktu, dan sudah terlalu sore, pada pukul 18.00 WITA tim pasak bumi memutuskan untuk turun kembali ke bawah.   Tim pasak bumi menyempatkan diri berkunjung sebentar ke rumah petugas penjaga yang ada di bawah untuk menggali informasi mengenai penyebaran pasak bumi di Taman Hutan Raya Sultan Adam. Sayangnya usaha tim menemui kegagalan karena petugas yang dicari sedang tidak ada di rumah, jadi tim hanya bertemu dengan istrinya. Oleh karena itu, tim pasak bumi pun memutuskan pulang kembali ke Banjarbaru, dengan menempuh perjalanan selama 45 menit.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *