KONSEP PENGELOLAAN SUMBER DAYA HAYATI (1)

Apakah arti pengelolaan? Pengelolaan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mengatur, menyusun, mengorganisasi, memperbaiki suatu objek tertentu dengan cara memberikan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dalam rangka mencapai tujuan,. Pengelolaan secara luas akan selalu terkait dengan ruang (tempat) dan waktu (umur).

Disebabkan beranekaragamnya komponen yang ada di alam maka dalam pengelolaan dibutuhkan adanya penetapan ruang (objek) tertentu sebagai target yang akan dikelola. Tentunya untuk memudahkan bagi pemula, upaya pembelajaran pengelolaan terkait ruang dapat dimulai dari hal-hal terkecil yang ada di sekitar kita. Tingkatan terkecil yang ada merupakan komponen penting utama yang menyusun komponen-komponen yang lebih besar dan lebih kompleks. Masing-masing komponen tersebut memiliki karakteristik (struktur dan fungsi) tertentu yang berbeda dengan komponen lain diatasnya. Sebagai contoh dalam sistem kehidupan inti sel (nukleus) dianggap sebagai komponen terkecil penyusun kehidupan individu, selanjutnya inti sel menyusun komponen lebih besar bernama sel, jaringan, organ, individu, populasi, komunitas, dan ekosistem.

Pengelolaan juga akan selalu terkait dengan waktu, dimana dalam hal ini waktu dapat dilihat berdasarkan skala yang bisa dirasakan oleh makhluk hidup yakni detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan abad. Oleh karena waktu (umur) setiap makhluk hidup tidaklah panjang, maka penting sekali dilakukan pengelolaan berbasis waktu. Tentunya, untuk mempelajarinya anda harus mulai dari saat ini dalam arti kata anda tidak menunda-nunda waktu, selagi masih ada kesempatan maka lakukanlah pengelolaan.

Hal lain yang lebih penting untuk melakukan pengelolaan adalah perlunya proses belajar dan mengajar. Mengapa itu penting? Karena pada dasarnya semua makhluk hidup itu bodoh / tidak tahu apa-apa. Dia akan menjadi pintar jika mau belajar, kemudian mengajarkan ilmunya kepada yang lain. Proses belajar akan berhasil jika melibatkan semua komponen dan fungsi yang dimiliki. Sebagai contoh seorang mahasiswa dia akan mencapai predikat lulus cum laude jika dia menggunakan semua panca indera yang dia miliki untuk mengejar nilai A. Lisannya digunakan untuk menghafal, bertanya dan diskusi, tangannya digunakan untuk menulis, matanya digunakan untuk melihat, telinga digunakan untuk mendengarkan pelajaran, otak digunakan untuk berfikir, dan hati nurani (jantung) digunakan untuk merasakan efek dari pembelajaran tersebut.

Sumber daya hayati atau bioresources adalah sebuah istilah yang berkaitan dengan keberadaan mahkluk hidup pada waktu dan tempat tertentu. Secara struktural (susunan) makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan tempat tinggalnya yakni daratan, air, lahan basah, dan udara. Sedangkan secara fungsional mahluk hidup dapat dikelompokkan menjadi kelompok produsen (monera,protista, dan tumbuhan), konsumen (hewan), pengurai (fungi) dan pengelola (manusia).  Mengapa manusia ditunjuk menjadi pengelola makhluk hidup lainnya? Jawabannya manusia telah dikaruniakan oleh Allah,( sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang menciptakan alam semesta dan tiada sekutu bagi-Nya) kelebihan berupa kekuatan fisik dan akal serta hati nurani untuk menjalankan kewajiban yang dibebankan kepada pengelola tersebut.

Kesimpulannya :

Pengelolaan Sumber Daya Hayati adalah sebuah proses terencana yang dilakukan oleh pengelola (manusia) untuk mengatur, menyusun, memperbaiki, dan mengorganisasikan berbagai komponen hayati, termasuk manusia itu sendiri. Pengelolaan sumber daya hayati ini harus tunduk dan sejalan dengan tujuan pembentukan manusia itu sendiri yakni sebagai hamba yang menjalankan kewajiban untuk beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Tulisan selesai pada tanggal 21 September 2016 Pukul 08.50 WITA

4 Comments

  1. Munawarah

    Seperti yang Bapak jelaskan di atas, fungsi manusia pada dasarnya sebagai pengelola sumber daya hayati. Tetapi pada kenyataannya, hanya sebagian manusia yang menjalankan fungsinya dengan semestinya. Hal ini apakah disebabkan karena proses belajar mengajarnya yang “gagal” karena tidak meelibatkan semua komponen yang dimiliki ?

    Reply
  2. Rahmatul Ummah

    assalamualaikum pak, saya sudah membaca tulisan bapak, berdasarkan penjelasan bapak tersebut dapat kita ketahui bahwa sumberdaya hayati dapat terjaga dengan pengelolaan oleh manusia sedini mungkin dan berbasis waktu. Bagaimana cara kita untuk mengoptimalkan seluruh manusia agar bersama-sama sedini mungkin dapat mengelola sumberdaya hayati yang ada sekarang ini?

    Reply
  3. anangkadarsah (Post author)

    Memang demikian kenyataannya, dijumpai bahwa hanya sebagian manusia yang menjalankan fungsinya dengan semestinya. Atau bahkan bisa dikatakan hampir keseluruhan manusia tidak menjalankan fungsinya. Sebagai contoh, di Kota Banjarbaru, kasus siswa SMA khususnya pada saat setelah pengumuman kelulusan, berapa banyak jumlah siswa yang merayakan kelulusan dengan cara sujud syukur atau mengucapkan Alhamdulillah misalnya. Yang kita jumpai mereka kebanyakan justru pamer kelulusan dengan cara merusak baju seragamnya kemudian konvoy, dan bahkan ada yang juga menenggak minuman keras, narkoba, seks bebas, atau seks menyimpang. Padahal siswa yang lulus tadi seharusnya menjalankan fungsinya sebagai seorang pelajar, yakni memberikan contoh yang baik kepada teman-teman dan adik kelasnya dalam bidang pendidikan, misalnya dengan mengumpulkan baju-baju seragam bekas untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan, atau membuat kegiatan kerja bakti membersihkan jalan dan lingkungan sekolah. Contoh kasus lain adalah dalam dunia kedokteran, seharusnya dokter mau dan mampu menjalankan fungsinya sebagai penasehat manusia dalam bidang kesehatan untuk semua kalangan. Kenyataannya banyak sekali dijumpai dokter yang hanya mau menjadi penasehat untuk manusia kalangan tertentu saja itu pun dengan bayaran tertentu, dan hanya sedikit jumpai dokter yang menjadi penasehat kesehatan untuk semua kalangan (tanpa menarik biaya apapun).
    Pertanyaan selanjutnya, mengapa hal ini terjadi? Jawabannya tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Namun sebagai ringkasan bisa dibuat poin-poin sebagai berikut : (1) Kita harus yakin dan menerima bahwasanya ini sudah menjadi ketentuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, (2) Kenyataan tersebut jangan menjadi alasan bagi kita untuk malas atau tidak menjalankan fungsi manusia sebagaimana semestinya, (3) Justru hal tersebut harus semakin meningkatkan semangat kita untuk terus belajar mencari ilmu yang benar agar bisa menjadi manusia yang bisa menjalankan fungsi dengan semestinya, (4) Kekuatan kita untuk bisa terus semangat belajar tidak akan optimal tanpa bantuan teman seperjuangan, oleh karena itu carilah tempat yan baik, dan teman yang berilmu berbudi baik agar kita bisa belajar berilmu dan menjalankan fungsinya dengan benar, (5) Sabar adalah kunci utama sukses menjadi manusia yang bisa menjalankan fungsinya. Sabar ada tiga macam : sabar dalam menjalankan ketaatan terhadap perintah, sabar ketika menjauhi larangan, dan sabar ketika mendapat kebahagiaan atau musibah. Dan kita harus mengingat betapa besar pahala yang akan diperoleh bila kita sebagai manusia sabar menjalankan fungsi dengan semestinya, dan (5) sebaliknya kita juga harus takut terhadap ancaman dari Allah Ta`ala, yang akan menghukum manusia jika mereka tidak menjalankan fungsi dengan semestinya dengan siksaan yang sangat keras.

    Reply
  4. Isada Sarah

    assalamualaikum pak.
    saya telah membaca tulisan bapak, dan saya memiliki beberapa pertanyaan.
    seperti yang kita ketahui bahwa masalah ekonomi merupakan “lawan” dari usaha pengelolaan sumber daya hayati. dibandingkan dengan perbaikan alam lebih banyak yang melakukan perusakan dengan alasan “masalah perut”. mengetahui hal ini tanggapan seperti apa sebaiknya yang dapat kita berikan pak ?
    kemudian, beberapa minggu lalu salah satu dosen mengatakan bahwa kita akan memasuki zaman antrofosil yang “lucunya” pada masa ini sasaran nya adalah manusia itu sendiri. mengenai hal ini apa yang harus kita lakukan jika diketahui bahwa alam ini sudah begitu memprihatinkan? terima kasih pak. wassalam.

    Reply

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *