Browsed by
Category: Tradisi Lisan Balamut

Memburu Sang Maestro Lamut  M. Jamhar Akbar

Memburu Sang Maestro Lamut  M. Jamhar Akbar

Sejak akhir 2010 kami (Nurdin Yahya, Hajriansyah, dan saya) memburu jejak pergerakan pergelaran palamutan Gusti Jamhar Akbar di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin dan sekitarnya. Di awal tahun 2011,  Gusti Jamhar tampil di malam pernikahan anaknya di Desa Simpang Warga Dalam, Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar. Malam itu maestro lamut hanya tampil satu jam karena masih banyak agenda lainnya, yaitu batamat al-qur’an dan maulid Habsyi. Tetapi keesokan malamnya, secara mendadak pembakal Nawawi memintanya balamut (memainkan lamut) semalam suntuk dan kami kehilangan…

Read More Read More

Balamut di Batulicin

Balamut di Batulicin

Balamut di Tanah Bumbu seperti memasukkan ikan sungai air payau ke air asin. Di tengah masyarakat Tanah Bumbu yang plural, dalam catatan sejarah lamut, belum pernah ada  pertunjukan lamut di kabupaten ini. Gusti M. Jamhar Akbar, palamutan yang saya antarkan ke sana pada 24 Juli 2011, baru kali itu menginjakkan kaki di Bumi Bersujud. Beliau terpukau dengan pantai Pagatan yang sedang berangin dan penuh buih di siang yang terik dan kering, dan terkagum-kagum dengan kebersahajaan penerimaan Wakil Bupati Tanah Bumbu,…

Read More Read More

Estetika Melayu dalam Lamut

Estetika Melayu dalam Lamut

Secara historis suku Banjar terbentuk dari persilangan antara suku Dayak, Jawa, dan Melayu serta sinkretisme Hindu  dan Islam. Jejak persilangan itu tampak dalam seni tradisi lamut. Dalam teks lisan lamut dapat ditemukan mantra yang identik dengan suku Dayak, pantun dan syair  yang identik dengan Melayu, dan pakem cerita lamut yang secara struktur mirip dengan cerita pewayangan dan  beberapa ungkapan kebahasaan dalam bahasa Jawa. Tulisan ini mencoba mendeskripsikan bentuk-bentuk eskpresi lamut yang di dalamnya terdapat estetika Melayu. Meskipun Banjar identik dengan…

Read More Read More

Lamut Rahmatan Lil ‘Alamin

Lamut Rahmatan Lil ‘Alamin

Tradisi lisan balamut yang kini sangat langka merupakan tradisi sebagian orang Banjar yang sangat rumit. Ada yang menganggapnya bertentangan dengan ajaran Islam (dan tentu anggapan ini berasal dari luar komunitas balamut) tapi orang-orang dalam komunitas balamut tak perduli dengan anggapan itu. Mengapa dianggap demikian? Karena Lamut adalah dewa yang menjelma menjadi manusia dan ia begitu fasih mengajarkan ajaran-ajaran tasawuf. Mereka menduga komunitas ini meminta pertolongan kepada para dewa dari agama lain. Padahal, penuturan cerita ini selalu diawali dengan bacaan bismillah dan…

Read More Read More