Browsed by
Category: Tentang Puisi

Struktur Puisi “Cinta” dan “Kesedihan Puisi” Karya M. Aan Mansyur

Struktur Puisi “Cinta” dan “Kesedihan Puisi” Karya M. Aan Mansyur

Dalam banyak kumpulan karyanya, M. Aan Mansyur tidak pernah menyatakan kapan ia lahir. Para pembaca karyanya hanya diberitahu bahwa ia lahir di Bone, Sulawesi Selatan. Bekerja sebagai relawan di Komunitas Ininnawa dan pustakawan di Katakerja, di Makassar. Penyuka kopi, kucing dan jalan-jalan ini telah menulis sejumlah buku puisi dan prosa. Buku-bukunya yang sudah terbit antara lain: Hujan Rintih-rintih (2005), Perempuan, Rumah Kenangan (2007), Aku Hendak Pindah Rumah (2008), Cinta yang Marah (2009), Tokoh-tokoh yang Melawan Kita dalam Satu Cerita (2012),…

Read More Read More

Limau, Pisang, Rindu dan Formalisme

Limau, Pisang, Rindu dan Formalisme

Gusti Ardiansyah menerbitkan kumpulan puisinya yang pertama tahun ini, Titian Rindu Jalan Pulang (2021). Buku 92 halaman ini berisi 88 puisi karya pensiunan ASN ULM kelahiran Kandangan, Hulu Sungai Selatan 1957. Petani jeruk di Mandastana, Barito Kuala ini mengaku sudah suka bersajak sejak SD. Puisi dalam buku ini sebagian sudah dipublikasikan di antologi bersama dan media sosial. Karena itu, tema dan bentuknya sangat beragam. Sebagian besar puisi lirik, sebagian kecil puisi deskriptif, dan tak satupun puisi naratif.

Membaca Puisi dengan Konsep Formalisme

Membaca Puisi dengan Konsep Formalisme

Secara umum, penekanan fokus pada bentuk membatasi perhatian pada aspek representasi, imitatif, dan kognitif sastra. Sastra tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan mereprepresentasikan realitas atau karakter atau untuk memberikan pelajaran moral atau intelektual, tetapi dianggap sebagai objek otonom (memiliki hukumnya sendiri) dan autotelic (memiliki tujuan internal untuk dirinya sendiri). Selain itu, sastra tidak menyampaikan pesan yang jelas atau dapat diparafrasa; melainkan mengkomunikasikan apa yang tak terlukiskan. Sastra dianggap sebagai modus ekspresi yang unik, bukan perpanjangan retorika, filsafat, sejarah atau dokumen sosial dan psikologi.

“Jannani”, Rumah Mewah Imaji

“Jannani”, Rumah Mewah Imaji

Buku kumpulan puisi tematik Jannani karya Hudan Nur ini berisi 69 sajak yang ditulis dari 2002 sampai 2019, rentang waktu yang cukup untuk melihat dinamika estetika dan hal-hal lain di luarnya. Judul buku ini adalah judul sajak ke-46 dalam analekta karyanya itu. Sajak ini menceritakan kehidupan pribadi penyairnya. Pilihan ini tampak menegaskan buku ini persepsi pribadi Hudan atas apa dan siapa di kotanya. Meskipun sangat subjektif, persepsi bisa berfungsi untuk memahami apa yang mungkin pernah Hudan alami dan ketahui.

Puisi Viral Karya Rezqie M. A. Atmanegara

Puisi Viral Karya Rezqie M. A. Atmanegara

Puisi ini terdiri atas 15 bait. Angka ini jadi pengingat hari Jumat, 15 Januari 2021, waktu penderitaan dimulai. Di akun facebooknya yang hanya diikuti oleh 1200-an pengikut, puisi ini menjadi statusnya yang paling banyak dibagi (lebih 1500 kali) dan dikomentari (lebih dari 300 komentar). Fakta ini menunjukkan kekuatan puisi sebagai wacana daripada wacana yang lain.

Puisi Kuliner yang Matang

Puisi Kuliner yang Matang

Kolega saya di kampus suka memasak. Minat besarnya pada hobi ini membuatnya rajin membanding-bandingkan resep dan rasa dan mencoba resepnya sendiri pada akhirnya. Saya pernah satu tim  dengannya dalam mata kuliah yang terkait dengan telaah kurikulum dan buku teks. Dalam mengajar, ia sering menggunakan hobinya itu sebagai analogi pembelajaran.  Saya masih ingat salah satu pernyataan-nya di kelas. Katanya, mengajar itu seperti memasak. Untuk menghasilkan masakan yang lezat dan bergizi, kita harus menyiapkan bahan yang berkualitas, alat masak yang baik, dan…

Read More Read More

Intertekstualitas Teks Sastra

Intertekstualitas Teks Sastra

Ada dua cerpen yang terbit di Radar Banjarmasin pada waktu yang berbeda dianggap sebagai cerpen yang berbenturan. Cerpen pertama karya Jamal T. Suryanata (JTS), berjudul “Tsunami” (Radar Banjarmasin, 30/01/05) dan yang kedua karya M. Fitran Salam (MFS), berjudul “Apologia Wina”  (Radar Banjarmasin, 13/03/05). Cerpen kedua dipandang sebagai respons terhadap yang pertama, dan yang pertama dinilai sebagai respon negatif terhadap peristiwa bencana alam di Aceh oleh cerpen yang kedua. Tetapi bagi saya keduanya adalah dunia tekstual yang mempermainkan Wina. Wina dalam…

Read More Read More

Relasi Pembingkaian Lima Puisi Micky

Relasi Pembingkaian Lima Puisi Micky

Majalah sastra Horison edisi ke-20, Mei 2006, antara lain memuat tujuh puisi karya Micky Hidayat (hlm. 24-27). Ketujuh puisi itu adalah “Ibu 1”, “Ibu 2”, “Membaca Bahasa Sunyimu”, “Luka Sajak”, “Sajak Intermeso bagi Sapardi Djoko Damono”, “Membaca Sajak Afrizal Malna”, dan “Sajak Intermeso bagi Sutardji Calzoum Bachri”.