2020 and Books that I’ve Read

AKHIRNYA setelah serasa bagaikan 63 bulan, 2020 berakhiiirrr….

Huhuhu… Iya yuk, nggak usah ngomongin yang sedih-sedih di 2020. We’ve had enough of it already. Mari ngomongin yang lain aja, yaituuu… apa saja yang sudah saya baca di 2020!

Jadi ceritanya, setelah semenjak 2013 sampe 2018 saya nyaris nggak baca buku apa-apa (reading slump saya separah itu ya, dan kayaknya juga kebanyakan baca dan nulis fanfic sih), semenjak 2019 saya mulai baca lagi. Seneng.

Tahun 2019 kemaren, saya berhasil baca 29 buku dari target 25 buku. Tahun ini, Alhamdulillah, bisa naik lagi jadi 34 buku, dengan target yang cuma 25 buku. Ya kalo dibandingkan dengana beberapa tahun sebelumnya ya jauh banget sih, tahun 2011 aja saya baca 104 buku dan sempet bikin review segala untuk beberapa buku tersebut. Tapi ya udah lah ya… Baca buku itu ya mestinya karena dinikmati, bukan karena buat kejar target doang.

Anyway, jadi buku-buku yang saya berhasil selesaikan di 2020 ini, berdasarkan urutan selesai bacanya adalaaaah:

  1. The 100-Year-Old Man Who Climbed Out the Window and Disappeared – (The Hundred-Year-Old Man #1) – Jonasson, Jonas (4/5)
  2. The Storm Runner (The Storm Runner, #1) – Cervantes, J.C. (4/5)
  3. Camp Half-Blood Confidential (The Trials of Apollo, #2.5) – Riordan, Rick (5/5)
  4. Hollow City (Miss Peregrine’s Peculiar Children, #2) – Riggs, Ransom (4/5)
  5. Spy School (Spy School, #1) – Gibbs, Stuart (3/5)
  6. What Katy Did – Coolidge, Susan (4/5)
  7. What Katy Did at School / What Katy Did Next – Coolidge, Susan (3/5)
  8. The Accidental Further Adventures of the Hundred-Year-Old Man – Jonasson, Jonas (4/5)
  9. Every Day (Every Day, #1) – Levithan, David (5/5)
  10. Six Earlier Days (Every Day #0.5) – Levithan, David (4/5)
  11. Children of Virtue and Vengeance (Legacy of Orïsha, #2) – Adeyemi, Tomi (4/5)
  12. The Little Prince – Saint-Exupéry, Antoine de (5/5)
  13. The 7½ Deaths of Evelyn Hardcastle – Turton, Stuart (3/5)
  14. Spy Camp (Spy School #2) – Gibbs, Stuart (4/5)
  15. Another Day (Every Day, #2) – Levithan, David (3/5)
  16. Someday (Every Day, #3) – Levithan, David (4/5)
  17. Dragon Pearl – Lee, Yoon Ha (3/5)
  18. The Woman in White – Collins, Wilkie (4/5)
  19. A World Without Princes (The School for Good and Evil, #2) – Chainani, Soman (3/5)
  20. Mission Improbable (Geekhood, #2) – Robb, Andy (3/5)
  21. The Near Witch (The Near Witch, #1) – Schwab, Victoria (3/5)
  22. Pride and Prejudice and Zombies (Pride and Prejudice and Zombies, #1) – Grahame-Smith (3/5)
  23. Darius the Great Is Not Okay (Darius The Great, #1) – Khorram, Adib (5/5)
  24. Two Can Keep a Secret – McManus, Karen (4/5)
  25. Malamander (The Legends of Eerie-on-Sea, #1) – Taylor, Thomas (4/5)
  26. The Tower of Nero (The Trials of Apollo, #5) – Riordan, Rick (5/5)
  27. Hitman Anders and the Meaning of It All – Jonasson, Jonas (3/5)
  28. Eat the Sky, Drink the Ocean – various author, edited by Murray, Kirsty (3/5)
  29. The Fire Keeper (The Storm Runner, #2) – Cervantes, J.C. (4/5)
  30. Gracefully Grayson – Polonsky, Ami (5/5)
  31. The Dog Who Saved the World – Welford, Ross (3/5)
  32. Who Could That Be at This Hour? (All the Wrong Questions, #1) – Snicket, Lemony (3/5)
  33. A Curious Tale of the In-Between – DeStefano, Lauren (4/5)
  34. Oliver Twisted – Sharpe, J.D. (4/5)

Kalau dari segi genre, memang ya fantasi dan young adult masih mendominasi. Dan saya mah sekarang bodo amat bahwa yang saya baca itu buku yang dikategorikan sebagai bacaan untuk anak-anak atau middle-grade. As long as I enjoy the book I don’t think that should be a problem. Kemudian, kayaknya tahun ini saya baca beberapa buku yang bisa dikategorikan misteri gitu. The 7½ Deaths of Evelyn Hardcastle, misalnya. Ini bukunya sebenernya baguuus, plotnya susah ditebak. But the thing is, so many things were happening in the book. Dan alurnya juga maju mundur maju mundur gitu, jadi memang bacanya mesti serius. Saya aja kadang setelah baca satu halaman, brenti dulu sambil mikir, “Wait. Tadi gimana gimana?” Terus akhirnya baca ulang. So basically, it’s a great book, but maybe not the best option to read if you want to relax. Terus, Woman in White itu juga misteri gitu. Dan kalau menurut Goodreads, itu buku paling tebel yang saya baca di tahun ini. Eh tapi nggak berasa lho. To be honest, I didn’t expect to enjoy it that much. Karena kan settingnya Inggris zaman dulu banget (the book was first published in 1859). Tapi ceritanya baguuus.

Talking about classic books, tahun ini saya baca dua buku yang diadaptasi dari buku klasik: Pride and Prejudice and Zombies, dan Oliver Twisted. Padahal saya malah belum pernah baca Pride and Prejudice (cuma pernah nonton filmnya) maupun Oliver Twist. Pride and Prejudice and Zombies was…okay, I guess? But I really enjoyed Oliver Twisted. Agak-agak gore gitu sih, but it’s still a page-turner dan sepanjang cerita yang bolak-balik geregetan sama Oliver-nya.

Ada beberapa buku yang saya baca ulang: The Little Prince, sama What Katy Did. Cuma kalau dulu saya baca versi Bahasa Indonesianya (Katy itu dulu buku favorit saya waktu saya kelas 4 SD. Katy was some sort of my childhood hero), yang saya baca tahun ini versi Bahasa Inggrisnya. Nah, yang What Katy Did ini agak lucu sih sebenernya. Waktu kecil, saya baca buku ini tanpa begitu memikirkan timelinenya. Saya cuma kebayang Katy hidup di zaman dimana listrik masih cukup langka, but it was still there, you know what I mean? Like, probably around 1940-1950ish? Terus saya baru sadar bahwa buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1872. NYAHAHAHAHA…. Anyway, reading the book kind of reminded me why I felt so related to Katy Carr.

Two books made me cry: Darius the Great Is Not Okay, sama Gracefully Grayson. Darius the Great Is Not Okay ini mungkin agak mirip dengan Aristotle and Dante Discover the Secrets of the Universe (one of my 2019 favorites). Genrenya Young Adult, Coming of Age gitu kali ya. Basically, both of these books are telling the stories about the struggles to find who you really are. Darius dihadapkan pada permasalahan perbedaan kultur waktu dia harus balik ke Iran (the sexuality issue was quite subtle in this book). Kalau Gracefully Grayson, temanya tentang trans MTF gitu.

Buku yang saya kasih rating paling rendah tahun ini: Mission Improbable. Agak kecewa sih. Like, on one hand, saya merasa relate sama Archie, tokoh utamanya, because I also always havethis internal monologue inside my head. But at the same time, I didn’t find him to be likeable. Eh, padahal di Goodreads rating buku ini 4.01 lho.

Buku yang favorit banget di tahun ini? For those of you who know how obsessed I am with Rick Riordan wouldn’t be surprised. Of course, for me it would be The Tower of Nero. OH MY GOD. I have so many emotions. Sebenernya agak gimana ya sama buku ini. Like, it’s one of the most anticipated books (saya pre-order buku ini di Periplus). TAPI buku ini juga adalah seri TERAKHIR banget dari the Camp Halfblood Chronicles. Kebayang nggak sih, saya ngikutin mulai dari seri Percy Jackson and the Olympians, lanjut ke Heroes of Olympus, sampai akhirnya seri Trials of Apollo ini. Semenjak  baca buku pertama di seri paling awal: The Lightning Thief (Percy Jackson and the Olympians #1) tahun 2007 dulu, these series have been some sort of my comfort books. Heck, I love the series too much, I love the characters more than I like some of the people in real life. So knowing that these series come to THE end is like… I don’t know. I still don’t know how to deal with it.

My favorite book this year. And it won Goodreads Choice Awards 2020, which means Rick Riordan wins it again. For the TENTH time in a row.

ANYWAY. The book itself met my expectation. Yang paling menarik dari seri The Trials of Apollo ini bagi saya sih character development si Apollonya sendiri. Di buku pertama, Apollo bener-bener yang annoying gitu. Di buku ini, he become…more human (which kind of weird because well, Apollo is the god of the sun and poetry and archery and music and a bunch of other stuff, it’s hard to keep up when it comes to Greek deities). Kemudian juga, di buku ini, WE’RE BACK TO CAMP HALFBLOOD! Back to where it started. Yaaa…cuma beberapa bab sih. But still. And don’t make me start on the Solangelo part. One of the most GREATEST thing about this book: WILLIAM ANDREW SOLACE.  Setdah astaga kayaknya saya bikin posting sendiri aja deh ya kalau udah soal buku ini.

Satu buku yang menurut saya agak…unik. The Dog Who Saved the World. Inti cerita dari buku ini adalah petualangan dua orang anak bersama anjing mereka. To save the world. From a pandemic. Caused by a disease found first in China. Sounds familiar??? Saya aja pas baca buku ini sempet yang, setdah, ini kok berasa kayak kondisi 2020 sekarang ini banget yaaa :(.  Padahal  buku ini terbit pertama kali Januari 2019, like, before the Covid-19 pandemic. Bahkan saya sempet baca salah satu review yang isinya gini: “However, reading a book in 2020 that’s about a global pandemic started in China was a little unnerving! […] Had we read it last year it may have been a 4 star review, but right now it’s a little too close to home!

Oh iya, terus ada satu buku yang saya baca ulang juga: Every Day by David Levithan. Saya memang suka banget sama buku ini semenjak pertama kali baca (this was like my third time reading it). Tapi sekarang, alasan lain saya baca ulang adalah karena saya akhirnya punya lanjutannya: Another Day, dan Someday. Eh, terus ada semacam prekuelnya gitu juga: Six Earlier Days, yang saya baca juga di tahun ini.

Tahun ini, karena saya baca serial The Storm Runner yang #1 (The  Storm Runner) dan yang #2 (The Fire Keeper) , saya jadi excited pengen baca lanjutannya. Eh, sebenernya sudah terbit sih, tapi di toko buku langganan saya belum ada versi paperbacknya, jadi masih mahal. Saya suka serial ini karena memang saya suka banget yang berbau mitologi gitu. Dan Zane Obispo, tokoh utama di buku ini, karakternya yang sarkastik gitu, agak mirip sama Percy deh ya. Tapi agak lama sih bacanya karena saya bolak-balik sambil Googling nama-nama Mayan deities gitu. Setdah, dewa-dewi dari mitologi Maya itu namanya susah banget ejaannya.

Another books that I am also excited to read: lanjutannya Miss Peregrine’s Peculiar Children. Tahun lalu saya baca buku pertamanya yang… okay, interesting but with how people were talking about the series I had expected something more? Tapi tahun ini saya baca Hollow City, buku keduanya, and it’s SO GOOD.

Oh well. Saya udah punya setumpuk buku untuk dibaca di tahun 2021. Jadi, mari memulai 2021 😀

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *