Python: Bahasa Scripting Geospasial Paling Populer

Jika Anda mendengar nama Python, mungkin yang terbayang di benak Anda adalah nama sejenis hewan melata, yang terkenal mampu meremukkan tulang-tulang mangsanya kemudian menelan mangsanya tersebut bulat-bulat. Sama sekali tidak, nama Bahasa Pemrograman Python tidak ada hubungannya dengan hewan jenis apapun. Nama Python yang terdengar sedikit menakutkan tersebut juga tidak menggambarkan bagaimana sulitnya mempelajari Bahasa Pemograman Python. Justru di antara semua bahasa pemrograman, Python merupakan salah satu bahasa yang paling mudah untuk dipelajari. Itu sebabnya, sebagian besar programer pemula, pada umumnya akan memilih Python sebagai bahasa pemrograman pertamanya. Jadi, bagi Anda yang baru pertama kali ini mengenal bahasa pemrograman, tidak perlu takut dengan yang namanya “Python”.

Bahasa Pemrograman Python sebenarnya sudah mulai dikonsep oleh Guido van Rossum pada akhir tahun 1980. Meskipun implementasinya baru terlaksana mulai Desember 1989. Pada tahun 1990, Bahasa Python dirilis secara internal di Centrum voor Wiskunde en Informatica (CWI) atau Institut Riset Matematika dan Sains Komputer Nasional, Netherlands. Dan pada tanggal 20 Februari 1991, barulah Python versi 0.9.0 dirilis secara resmi ke publik. Tanggal inilah yang umumnya dikenal sebagai tanggal rilis resminya Bahasa Pemrograman Python. Nama Python diambil dari nama sebuah acara komedi televisi, yaitu Monty Python’s Flying Circus, yang ditayangkan BBC One (Inggris) pada tahun 1969 sampai tahun 1974. Monty Python sendiri merupakan nama grup lawak berkebangsaan Inggris yang bermain dalam acara komedi televisi tersebut.

Awalnya, Bahasa Pemrograman Python didesain untuk sistem operasi kecil yang bernama Amoeba. Ketika sistem operasi GNU Linux lahir pada tahun yang bersamaan dengan rilis resmi Python, Python banyak berjasa dalam menangani tugas-tugas administrator Linux. Saat ini, penggunaan Python sudah sangat luas. Bahkan Python masuk dalam jajaran sepuluh besar bahasa pemrograman terpopuler, di samping bahasa-bahasa pemrograman yang lebih dewasa, seperti C/C++. Dalam lingkup geospasial, Python menjadi semacam bahasa skripting utama dalam menangani tugas-tugas analisis geospasial. Bahkan ketika ESRI menghentikan rilis ArcView pada tahun 2002, secara resmi ESRI meninggalkan bahasa skripting ciptaannya sendiri, yaitu Avenue, dan memutuskan untuk menjadikan Python sebagai bahasa skripting standar pada generasi aplikasi penerus ArcView, yaitu ArcGIS. Demikian juga halnya dengan beberapa aplikasi SIG open source, yang juga menggunakan Python sebagai bahasa skripting untuk analisis geospasial. Salah satunya yang paling populer adalah Quantum GIS. Bahkan aplikasi SIG yang diyakini sebagai aplikasi SIG open source yang tertua di dunia, yaitu GRASS, secara keseluruhan kode programnya ditulis dengan Bahasa Python.

Kelebihan Python dibandingkan bahasa pemrograman lainnya adalah sifatnya yang dinamis dan efisien. Bersifat dinamis, sebab di samping Python dapat berfungsi sebagai bahasa pemrograman murni seperti C/C++ (yang memerlukan proses kompilasi sebelum dijalankan), Python juga dapat berfungsi sebagai shell atau Command Line Interface (CLI), yaitu kode program yang hanya diketikkan satu atau beberapa baris, hanya dengan menekan tombol Enter kode langsung dieksekusi, tanpa melalui proses kompilasi terlebih dahulu. Python juga dikenal efisien dalam penulisan kode program, salah satu penyebabnya adalah blok-blok program ditentukan oleh identasi . Bukan tanda {} (kurung kurawal) seperti pada C/C++, atau pernyataan Begin dan End pada Bahasa BASIC dan Pascal. Hal ini mengakibatkan kode program yang ditulis dengan Python lebih pendek. Kelebihan Python lainnya adalah kita tidak perlu dipusingkan dengan urusan penanganan memori komputer, sebab di dalam Python tidak ada pendeklarasian variabel , semuanya sudah ditangani oleh interpreter . Berbeda dengan bahasa pemrograman statik seperti C/C++, dimana kita sedikit banyaknya dituntut untuk memahami konsep memori komputer, khususnya untuk kepentingan pendeklarasian variabel dan manajemen memori dinamis menggunakan konsep pointer.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *