Media Pembelajaran untuk SD (Kelas 1-3)

Media Pembelajaran untuk SD (Kelas 1-3)

20161201_plpg-sd
Uji Kinerja – PLPG SD 2016

Saya sangat senang setiap kali bisa bertemu dengan Ibu dan Bapak guru Sekolah dasar pada kesempatan PLPG, kesempatan yang memungkinkan saya bisa belajar dari pengalaman mereka, dan sebaliknya kesempatan bagi mereka untuk mempertimbangkan pengetahuan yang mungkin telah lama mereka ketahui tetapi mungkin belum menjadi kesadaran yang kuat sehingga jarang dipraktikkan. Dalam konteks ini, meskipun saya telah diberi nama instruktur yang memiliki kewajiban memerintah atau memberikan instruksi, saya lebih nyaman memposisi diri sebagai fasilitator. Dengan demikian, tugas saya adalah menfasilitasi kehendak mereka untuk menjadi guru harapan bangsa, guru profesional yang diperintah oleh cita-cita mulia, bersama-sama pihak lain menyiapkan generasi bangsa ini agar Indonesia yang lebih baik tetap ada di muka bumi.

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah telah menerapkan kurikulum 2013 atau yang biasa disingkat Kurtilas, sebuah kurikulum berbasis kompetensi yang berbasis pada tiga aspek: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penyataan ini ditegaskan dalam paragraf pertama buku pelajaran kelas 1 Sekolah Dasar (SD). SD diharapkan menjadi benteng pertahanan melawan krisis moral yang kini dialami bangsa kita. Oleh karena itu, sikap itu harus diketahui dan dilaksanakan. Sikap bukan hanya sebatas teori tetapi harus terwujud dalam praktik kehidupan.

Perubahan kurikulum juga memerlukan perubahan sikap mental para guru. Perubahan yang tampaknya sangat sulit bagi guru adalah perubahan cara menyikapi buku pelajaran. Buku pelajaran yang berbasis Kurtilas ini berbeda dari buku berbasis kurikulum sebelumnya yang masih berorientasi pada pengetahuan yang cenderung kognitif dan terpusat. Buku berbasis kurtilas hanya berisi model-model aktivitas pembelajaran yang harus dilakukan tetapi harus disesuaikan dengan keberagaman karakteristik sekolah dan lingkungan sosial serta budaya murid-muridnya.

Kurikulum ini memerlukan peran guru untuk belajar menyusun bahasa ajar dan media pembelajaran sesuai dengan kisi-kisi pedagogik dan profesional yang diamahkan oleh Kemdikbud. Buku berbasis Kurtilas itu hanya contoh. Buku tersebut memberikan bahan-bahan yang sebaiknya digunakan dalam setiap jenjang. Bapak dan Ibu guru diharapkan berkreasi membuat bahan-bahan sendiri yang bersifat kontekstual dan relevan dengan pedoman kisi-kisi kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

Pelajaran bahasa Indoensia memiliki peran strategis dalam membangun manusia yang punya sikap, berpengetahuan, dan terampil. Ketiga aspek itu memerlukan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bukan sebatas untuk diketahui kaidah-kaidahnya, tetapi siswa harus terampil menggunakan kaidah-kaidah tersebut dalam komunikasi lisan dan tulisan. Di kelas rendah, pembelajaran harus lebih menekankan kelisanan dalam kondisi murid yang mungkin belum bisa membaca. Dalam konteks pembentukan sikap, guru harus terlebih dahulu memiliki kemampuan untuk menjadi model pengguna bahasa yang baik karena sifat anak-anak yang cenderung meniru. Jika guru tidak memiliki kemampuan berbahasa yang baik, siswa bisa tertular. Aplikasi konsep bahwa guru adalah sosok yang digugu dan ditiru sangat tampak di pendidikan dasar. Memori anak-anak akan merekam sikap bahasa guru mereka.

Saya belum tahu, Bapak dan Ibu guru pembaca tulisan ini mengajar di kelas rendah atau tinggi. Harus kita ingat kembali bahwa karateristik pembelajaran di dua tingkat kelas ini sangat berbeda. Saya juga tidak tahu bagaimana karakteristik dan latar belakang sosial murid-murid di kelas Bapak dan Ibu. Apakah Ibu dan Bapak memiliki data matrik sosial murid-murid di kelas? Dari latar belakang sosial dan ekonomi seperti apa? Dari latar belakang budaya seperti apa? Saya yakin bahwa mengetahui hal-hal tersebut berpengaruh pada ketepatan menyiapkan bahasan ajar dan media pembelajaran yang tepat.

Tidak ada satu media yang paling hebat yang bisa digunakan untuk semua murid SD di dunia. Mari kita perhatikan beberapa guru di berapa negara yang berbeda dalam menggunakan media pembelajaran. Sedikitnya ada liam aspek yang perlu dipenuhi oleh media pembelajaran yang baik, yaitu:

  1. Memenuhi harapan kurikulum – tematik.
  2. Sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Kenali gaya belajar mereka (dominan audial, visual, atau kinestetik). Pilih media yang sesuai dengan gaya belajar mereka.
  3. Otentik. Media pembelajaran bersifat konkret, tidak abstrak. Menggunakan kursi dalam bentuk aslinya lebih baik daripada menunjukkan gambar kursi di kelas 1 sampai 3 SD.
  4. Praktis dan Fungsional. Prinsip utama penggunaan media adalah untuk mengefektifkan pembelajaran dalam menggunakan waktu sehingga dalam waktu yang singkat murid dapat belajar banyak hal. Penggunaan media yang malah menghabiskan waktu, sebaiknya dihindari.
  5. Menarik minat. Guru perlu mengenali minat murid mereka pada bacaan jenis apa, makanan apa, mainan apa, dan semacamnya. Dengan mengenali minat mereka, guru dapat memilih media yang menarik minat itu.

Media-media tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber sebagai berikut: (1) lingkungan kelas/sekolah, (2) lingkungan rumah siswa, (3) internet (gambar, video, audio), (4) buku, dan (5) tubuh guru/siswa. Berikut ini beberapa video pembelajaran yang media pembelajaran dari beragam sumber tersebut:

  1. Media pembelajaran bersumber dari kelas/sekolah.
  2. Media pembelajaran bersumber dari rumah setiap siswa.
  3. Media powerpoint suku kata. Salah satu cara saya mengajar keponakan saya membaca dengan menggunakan metode suku kata dengan bantuan powerpoit karena anak ini memang sangat suka bermain dengan laptop. Metode suku kata bisa dikembangkan dengan cara lain, misalnya kartu suku kata jika di sekolah Anda tak memungkinkan penggunaan komputer.
  4. Media menarik minat. Dalam video saya membuat power point yang disertai gambar kesukaan keponakan saya. Dia hanya mau membaca kata-kata yang menggunakan gambar kesukaannya. Kemauan membaca anak dalam video ini didorong oleh keinginan untuk melihat gambar kesukaannya, yakni Spongebob. Media pembelajaran ini dibuat dengan menggunakan powerpoint sebagai media penampung gambar dan teks. Untuk anak SD kelas 1, teks harus besar dan sedikit dan membahasakan gambar. Gambar yang digunakan sebaiknya gambar kesukaan anak yang kita didik, bukan gambar kesukaan guru. Demikian antara lain prinsip pembelajaran yang terpusat pada murid.
  5. Tubuh sebagai media. Dalam video ini saya mencoba mengajari ketiga keponakan saya untuk mampu saling menyimak dan belajar konsep matematika yang sangat sederhana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *