“Apa yang kau bawa Mut? Tampaknya kamu kelelahan.” tanya cacing kepada semut yang sedang terengah-engah mengatur nafas agar oksigen bisa masuk ke dalam tubuhnya.

“Seperti biasa, sisa-sisa daging buah yang jatuh dari pohon cing.” semut menjawab sambil tetap mempertahankan ritme nafasnya yang tinggi.

“Kenapa kamu begitu kelemahan mut? Biasanya kamu sanggup membawa beban sepuluh kali lebih berat dari berat tubuhmu.” kembali cacing bertanya.

“Ya iyalah kami capek cing. Bagaimana tidak, kami harus jauh naik ke permukaan meninggalkan sarang kami. Sampai di permukaan kami tidak menemukan sesuatu yang dapat kami makan. Yang terlihat hanya benda yang keras. Kalaupun kami ketemu benda yang lebih elastis ternyata itu tidak bisa dimakan dan malah menyebabkan perut kami rusak.” jawab semut bersungut-sungut.

“Jadi di mana kamu menemukan sisa buah itu?” cacing masih belum puas bertanya.

“Pokoknya jauh dan jika kami tidak beruntung mungkin kami tidak akan menemukan makanan untuk koloni kami.” cacing menjawab

Tiba-tiba perut cacing berbunyi

“Perutmu kenapa cing?” tanya semut

“Sudah dua hari aku tidak makan” jawab cacing

“Tidak ada daun yang jatuh ke permukaan tanah. Yang ada hanya benda-benda asing dan aneh yang menutupi permukaan tanah.” Cacing malah curhat kepada semut

“Udara di sini tambah pengap cing, sepertinya aku tambah kesulitan bernafas.” semut malah ikut-ikutan curhat.

“Iya, benda-benda tersebut membuat sirkulasi udara di sini jadi buruk. Membuat sesak nafas.” cacing sependapat.

“Kalian di bawah sana sedang membicarakan apa?” rumput di permukaan tanah tiba-tiba memotong percakapan mereka.

“Kapan kau dan teman-temanmu mau buang air lagi cing? Tanah disini jadi tidak subur dan kami kekurangan nutrisi jika kalian tidak buang air.” rumput langsung neyampaikan keluhannya kepada cacing tanpa memberi kesempatan cacing atau semut untuk mejawab pertanyaan sebelumnya.

“Bagaimana kami mau buang air kalau kami tidak makan.” cacing kembali curhat tapi kali ini kepada rumput.

“Kenapa kau tidak memakan daun-daun tua yang kami jatuhkan ke tanah cing? Kulihat si pohon bintaro juga menggugurkan daun tuanya.” rumput menjelaskan bahwa ia sudah berusaha membatu cacing.

“Tidak ada daun di permukaan tanah put. Kalau kamu tidak percaya lihatlah sini mendekat.” cacing mencoba meyakinkan rumput

Rumput menunduk ke bawah ke arah permukaan tanah.

“Haaa? Apa-apaan ini. Ternyata daun kami tidak sampai ke permukaan tanah. Ada benda asing yang menghalanginya sampai ke permukaan tanah. Pantas kau tidak bisa makan cing.” rumput kaget

“Benda apa itu put? Pasti benda itu juga yang menyulitkan kami mencari makan.” semut ikut masuk ke dalam percakapan.

Belum sempat rumput menjawab ia sudah tertimpa benda asing tersebut.

“Aduhhh. Dasar manusia tidak tahu aturan. Tidak tahu sopan santun. Melempar benda sembarangan.” rumput mengumpat.

Seorang pria tetap berjalan santai setelah melemparkan botol plastik bekas kemasan air mineral sembarangan. Pria tersebut mengacuhkan rumput yang sedang mengomel karena ia tidak dapat mendengarnya.