1. Proses Pembentukan Mata

Pembentukan mata merupakan proses yang sangat kompleks dimana setiap tahap memerlukan koordinasi antar jaringan yang berkontribusi (Moshiri : 2006, 3).

Proses pembentukan mata (Salder: 2010, 385-395) :

  1. Mata mulai tampak pada mudigah 22 hari sebagai sepasang alur dangkal disamping otak depan.
  2. Vesikel melekat ke ectoderm permukaan dan memicu perubahan di ectoderm yang diperlukan untuk membentuk lensa.
  3. Vesikula optika mulai mengalami invaginasi dan membentuk cawan optic berdinding ganda.
  4. Lapisan dalam dan luar dari cawan ini mula-mula dipisahkan oleh suatu lumen, ruang intraretina.
  5. Lumen ini segera lenyap dan kedua lapisan tersebut berhadapan satu sama lain.
  6. Invaginasi tidak terbatas pada bagian tengah cawan optic tetapi juga melibatkan sebagian dari permukaan inferior yang membentuk fisura koroidea.
  7. Pembentukan fisura ini memungkinkan arteri hialoidea mencapai ruang dalam mata.
  8. Sel-sel ectoderm permukaan yang pada awalnya menempel dengan vesikula optika, mulai memanjang dan membentuk plakoda lentis (lempeng lensa).
  9. Vesikula lentis terlepas dari ectoderm permukaan dan berada di mulut cawan optic.
  10. Melalui suatu alur dibagian inferior vesikula optika, fisura koroidea, arteri hialoidea (kemudian arteri sentralis retinae) masuk kemata.
  11. Serabut saraf mata juga menempati alur ini untuk mencapai area optic di otak.
  12. Kornea dibentuk oleh suatu lapisan ectoderm permukaan.
  13. Stroma yang bersambungan dengan sclera.
  14. Lapisan epitel yang berbatasan dengan bilik mata.

Mata Berkembang Dari 3 Lapis Embrional Primitive :

  1. Ektoderm Permukaan, membentuk :
  • Lensa mata ( merupakan lapisan ektoderm di dalam lapisan mesoderm)
  • Glandula lacrimalis
  • Conjunctiva
  1. Ektoderm Neuralmenghasilkan vesikel optik dan mangkok optik untuk membentuk retina dan serta N. Optikus.

3. Mesoderm membentuk otot ekstra okuler.

   TAHAP VESIKEL OPTIK

Pada janin 2,5 mm ( 2 minggu ) terbentuk plica neuralis  yang membentuk tuba neuralis pada minggu ke 3

Pada janin 9 mm (4 minggu)  tuba neuralis membentuk Vesicel optik pada tiap sisi otak depan

vesicel optik menempel pada ektoderm permukaan menginduksi pembentukan lensa

  TAHAP MANGKOK OPTIK

Pada janin 5 mm (akhir minggu 4) vesikel optik berinvaginasi membentuk mangkok optik

terbentuk lapisan pigmen & saraf retina

Ringkasan Waktu Pembentukan Mata

  1. Palpebra & Apparatus Lacrimalis: Kuncup palpebra mulai terbentuk pada janin 16 mm (6 minggu), menyatu pada janin 37 mm (8 minggu), kemudian memisah pada bulan ke 5.
  1. Sclera & Otot Ekstra Okuler selesai pada janin 5 bulan.
  2. Lensa Mata selesai pada bulan ke 7.
  3. Retina: Pada bulan ke 8 makula lebih tebal dari bagian retina yang lain dan terjadi percekungan macula lutea, Makula berkembang secara anatomis sampai berumur 6 bulan sesudah lahir

2. Proses Pembentukan Organ Penciuman

 Pembentukkan organ penciuaman atau hidung secara embriologi yang mendasari pembentukan anatomi sinonasal dapat dibagi menjadi dua proses antara lain :

a)      Pertama, Embrional bagian kepala berkembang membentuk dua bagian rongga hidung yang berbeda. Sejak kehamilan berusia empat hingga delapan minggu , perkembangan embrional anatomi hidung mulai terbentuk dengan terbentuknya rongga hidung sebagai bagian yang terpisah yaitu daerah frontonasal dan bagian pertautan prosesus maksilaris. Daerah frontonasal nantinya akan berkembang hingga ke otak bagian depan, mendukung pembentukan olfaktori. Bagian medial dan lateral akhirnya akan menjadi nares (lubang hidung). Septum nasal berasal dari pertumbuhan garis tengah posterior frontonasal dan perluasan garis tengah mesoderm yang berasal dari daerah maksilaris.

b)      Kedua, bagian dinding lateral hidung yang kemudian berinvaginasi menjadi kompleks padat, yang dikenal dengan konka (turbinate), dan membentuk ronga-rongga yang disebut sebagai sinus. Ketika kehamilan memasuki usia enam minggu, jaringan mesenkim mulai terebentuk, yang tampak sebagai dinding lateral hidung dengan struktur yang masih sederhana. Usia kehamilan tujuh minggu, tiga garis axial berbentuk lekukan bersatu membentuk tiga buah konka (turbinate). Ketika kehamilan berusia sembilan minggu, mulailah terbentuk sinus maksilaris yang diawali oleh invaginasi meatus media. Dan pada saat yang bersamaan terbentuknya prosesus unsinatus dan bula ethmoidalis yang membentuk suatu daerah yang lebar disebut hiatus emilunaris. Pada usia kehamilan empat belas minggu ditandai dengan pembentukan sel etmoidalis anterior yang berasal dari invaginasi bagian atap meatus media dan sel ethmoidalis posterior yang berasal dari bagian dasar meatus superior. Dan akhirnya pada usia kehamilan tiga puluh enam minggu , dinding lateral hidung terbentuk dengan baik dan sudah tampak jelas proporsi konka. Seluruh daerah sinus paranasal muncul dengan tingkatan yang berbeda sejak anak baru lahir, perkembangannya melalui tahapan yang spesifik. Yang pertama berkembang adalah sinus etmoid, diikuti oleh sinus maksilaris, sfenoid , dan sinus frontalPembentukan Kulit

3. Pembentukan Kulit
Proses pembentukan kulit terdiri atas suatu lapisan luar yang disebut epidermis, berupa suatu epitel dan berasal dari lapisan lembaga ectoderm. Selain itu kulit juga dibangun oleh suatu lapisan jaringan ikat yang disebut dermis dan berasal dari lapisan lembaga mesoderm (Handari Susilo: 1993, 20).

Proses pembentukan kulit dimulai dari pembentukan bumbung ectoderm yaitu :

  1. Terbentuknya selapis sel epidermis.
  2. Terbentuknya dua lapis sel periderm dan stratum germinativus.
  3. Sel-sel mesenkim muncul di bawah epidermis.
  4. Terbentuknya stratum corneum dari epidermis sebelah luar yang memiliki lapisan sel menanduk dan mengelupas terus-menerus.
  5. Dari derivat epidermis yang ber- texture “tanduk” tumbuh berupa papilla yang menjorok ke dermis.
  6. Dari epidermis tumbuh lapisan enamel sisik yu dan gigi. Selain itu, tumbuh pula kelenjar peluh, minyak dan kelenjar susu yang berasal dari tonjolan epidermis.
  7. Sedangkan warna kulit berasal dari chromatophore yang dihasilkan dari neural crest (jambul neural).

 

Kulit memiliki asal ganda: lapisan supervisial, epidermis, terbentuk dari ectoderm permukaan. Lapisan dalam, dermis berasal dari mesenkim dibawahnya (Salder: 2010, 397-399).

  1. Epidermis

Pada awalnya, mudigah dilapisi oleh satu lapisan sel ectoderm. Pada awal bulan kedua, epitel ini membelah, dan terbentuk suatu lapisan sel gepeng, periderm atau epitrikum, dipermukaannya. Pada proliferasi sel selanjutnya dilapisan basal, terbentuklah zona ketiga zona intermediet. Pada akhir bulan keempat epidermis memperoleh susunan definitifnya dan dapat dikenali 4 lapisan.

  1. Dermis, berasal dari mesoderm lempeng lateral dan dermatorm dari somit. Selama bulan ketiga dan keempat, jaringan ini, korium, membentuk banyak struktur papilar irregular, papilla dermis yang menonjol keatas epidermis.