Refleksi Pembelajaran Menulis Kreatif Sastra 2020

Refleksi Pembelajaran Menulis Kreatif Sastra 2020

Prolog

Mata kuliah Menulis Kreatif Sastra tahun ini sepenuhnya dilaksanakan secara daring menggunakan sistem pengelola pembelajaran Ruang Kelas Google (Google Classroom). Berbeda dari tahun 2019, kali ini saya mengajar mata kuliah ini sendiri. Meskipun ada sedikit perbedaan penyajian materi, tujuan dan target pembelajarannya sama yakni agar peserta mampu menghasil dua genre sastra: puisi dan cerita pendek. Mengapa kok cuma dua? Keputusan ini berbasis data survei literasi sastra mereka yang masih mustahil melakukan akselerasi pembelaran menulis karya sastra. Fokus ini untuk meningkatkan intensitas latihan. Kekurangan ini dihajarapkan bisa diisi dalam mata kuliah kesastraan yang lain. Mungkin mata kuliah Penulisan Novel dan Naskah Drama/Skenario bisa ditawarkan sebagai mata kuliah pilihan pada era merdeka belajar.

Oleh karena itu, waktu pertemuan yang disediakan sebanyak 16 kali itu dibagi menjadi dua bagian. Pada delapan kali pertemuan pertama, peserta fokus mengasah pengetahuan dan keterampilan menulis puisi. Puisi menjadi tagihan Ujian Tengah Semester pada pertemuan ke-8. Pada delapan kali pertemuan selanjutnya, mereka fokus mengasah pengetahuan dan keterampilan menulis cerita pendek karena genre ini menjadi tagihan Ujian Akhir Semester. Dengan cara ini, mata kuliah ini melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi karena peserta dilatih mencerna bahan yang berlimpah dalam sumber daring dan menciptakan karya kreatif mereka sendiri. Selain itu, sejak awal mereka diingatkan untuk menghindari perbuatan tercela plagiasi karena jika mereka nekad, mereka akan gagal total dan harus mengulang di semester yang akan datang. Untuk itu mereka bersedia menandatangani pakta integritas pembelajaran.

Mata kuliah ini diikuti 47 mahasiswa dari kelas A2 dan 60 mahasiwa dari kelas A1. Memaksimalkan luaran pembelajaran yang diikuti ratusan peserta dan dilaksanakan secara daring ini tidaklah mudah. Oleh karena itu, sejak awal saya meminta peserta secara mandiri melakukan upaya melipatgandakan kreativitas dengan banyak menyerap inspirasi dan pelajaran dari para penulis dua genre itu. Kepada mereka saya tekankan bahwa mata kuliah ini tidak untuk menyiapkan jagoan kelas atau kampus. Sepanjang satu semester itu saya mengharapkan mereka memproses diri untuk mencoba banyak menulis dan mengirim tulisan mereka ke media cetak atau media daring. Mereka tahu bahwa nilai tertinggi hanya akan diberikan kepada mahasiswa yang mampu mewujudkan itu semua. Dengan cara itu, mata kuliah ini mengajarkan semangat belajar yang lain: belajar bukan untuk bersekolah tetapi untuk kehidupan.

Dengan kata lain, jangan hanya karena kuliah ingin belajar tapi karena tuntunan belajar sepanjang hayat itulah yang harus jadi motivasi utama untuk menjadi peribadi yang lebih baik. Belajar percaya diri dan punya semangat daya saing. Daya saing yang utama adalah mengalahkan dirinya sendiri. Saya gembira karena ada sebagian peserta yang berhasil. Namun, juga sedih karena sebagian besar mereka belum mampu mencapai derajat itu. Mereka yang berhasil antara lain sebagai berikut: Adilla Destiani, Norliyana Sapitri, Syahida Aghnia, Rika Rahmawati, Putri Khoerul Nisa, Yuli Cantiadewi Rinjani Putri. Klik nama mereka jika Anda ingin membaca hasil dari proses mata kuliah ini. Inilah tugas berat mengajar mata kuliah ini. Mata kuliah ini jantung ijtihad peningkatan literasi sastra. Survei sastra yang saya lakukan merupakan salah satu dasar dari orientasi mata kuliah ini.

Pembelajaran Menulis Puisi

Sebelum menulis puisi, mereka diingatkan kembali dengan pengetahuan tentang genre ini yang mereka bawa dari sekolah sebelumnya. Secara interaktif melalui zoom mereka diajak membedakan lagu yang puitis dan tidak. Sebagian besar peserta memiliki pengetahuan yang baik tentang itu. Agar mereka semakin paham, tautan-tautan daring terkait dengan hakikat puisi dari para penyair ternama diberikan. Pada 26 Oktober 2020, dosen dan sekaligus penyair dari Universitas Pattimura Ambon, Maluku, Mariana Lewier, berkenan mengisi kuliah tamu melalui Zoom untuk peserta Kelas A1. Rekaman kuliah tersebut dapat diakses publik. Dengan demikian, mata kuliah ini bukan hanya menggunakan sumber belajar yang dibuat oleh orang lain tetapi juga membuat bahan ajar penulisan puisi yang juga bisa digunakan oleh pihak lain. Silakan klik nama narasumber itu jika Anda ingin menyimak kuliahnya.

Setelah mereka menyimak dan membaca berbagai sumber, mereka diminta menulis dua puisi dengan tema yang bebas. Setelah mereka menyelesaikan tugas tersebut, mereka diminta melakukan diskusi kelompok dengan instruksi sebagai berikut:

Silakan lakukan diskusi kelompok. Daftar Kelompok Diskusi dapat dilihat dalam lampiran. Setiap kelompok terdiri atas 4 anggota. Pembagian kelompok berdasarkan urutan nama dalam Google Classroom (GC). Mahasiswa urutan 1 sampai 4 kelompok 1, 5 sampai 8 kelompok 2, dan seterusnya. Kelompok 1 mendiskusikan puisi karya kelompok 2, kelompok 2 mendiskusikan puisi karya kelompok 3, dan seterusnya. Setiap anggota kelompok harus mempresentasikan penilaiannya.

Nilailah 8 puisi dalam kelompok Anda berdasarkan kriteria: Bagaimana kebaruan imaji yang ditampilkan? Bagaimana kejelasan gagasan yang disembunyikan? Apakah menawarkan cara pandang baru terhadap persoalan yang menjadi perhatiannya? Bagaimana kebaruan pilihan katanya? Apakah ada kesalahan penulisan kata yang bisa mengganggu pemaknaan? Bagaimana kesatuan hubungan antarlarik dan antarbait? Bagaimana penggunaan gaya bahasa di dalamnya? Berdasarkan kriteria tersebut, berapa nilai puisi tersebut dalam rentang nilai 60 sampai 80?

Rekam proses diskusi kelompok Anda dengan Google Meet (GM). Cara merekam dan berbagi tautan ada dalam Sumber Rujukan. Anda bisa menggunakan GM pribadi atau dari email ulm.ac.id. Tampilkan dalam share screen setiap puisi yang dibahas. Sebelum presentasi, sebutkan nama Anda sebagai penilai. Gunakan waktu seefektif mungkin. Waktu presentasi untuk setiap peserta maksimal 15 menit. Kirim link hasil rekaman diskusi penilaian kelompok Anda ke GC dengan pengaturan akses yang terbuka untuk akses siapa saja. Periksa pengaturan izin aksesnya sebelun mengirim tautan. Penilaian Anda akan menentukan nilai puisi yang Anda nilai dan nilai Anda sebagai penilai. Oleh karena itu, hati-hatilah dalam menilai. Jangan lupa isi sendiri Daftar Hadir di Simari (Sistem Manajemen Informasi) ULM.

Silakan klik tautan GM di atas jika Anda ingin melihat salah satu aktivitas diskusi kelompok.

Proses ini pun mengajarkan keterampilan berpikir tingkat tinggi karena sebelum memutuskan penilaian, mereka harus mempertimbangkan dasar-dasar teoretis terkait puisi. Tanpa pemahaman yang baik tentang unsur puisi, mereka bisa melakukan penilaian yang salah. Tugas saya memeriksa keabsahan penilaian mereka sebagai bahan untuk melakukan umpan balik pembelajaran.

Latihan kedua dan terakhir adalah menulis puisi naratif berdasarkan cerita pendek. Sebelum menulis mereka diminta untuk menyaksikan contoh-contoh puisi naratif dari penyair penting di Indonesia. Proses yang harus mereka lakukan dapat dibaca dalam instruksi berikut ini:

Puisi naratif adalah bentuk puisi yang relatif panjang yang menceritakan keseluruhan cerita, dengan awal, tengah, dan akhir. Puisi naratif mengandung unsur cerita yang berkembang, termasuk tokoh, plot, konflik, dan resolusi. Berikut beberapa contoh puisi naratif dalam sastra Indonesia. Pelajari puisi ini sebelum melakukan latihan menulis puisi kedua Anda. Berlatihlah dengan sungguh-sungguh karena setiap latihan menjadi sumber nilai akhir mata kuliah ini.

Contoh Puisi Naratif sebagai berikut: Jante Arkidam karya Ajib Rosidi, Marsinah karya Sapardi Djoko Damono, Nyanyian Angsa karya WS Rendra, Rick dari Corona karya WS Rendra, Pesan Pencopet pada Pacarnya karya WS Rendra, dan Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizache.

Pilihlah salah satu cerita pendek (cerpen) yang Anda sukai dari koleksi cerita pendek dalam Daftar Rujukan yang ada di GC ini. Jadikan cerpen tersebut sebagai sumber rujukan atau landasan penciptaan atau inspirasi untuk menulis puisi. Gunakan nama tokoh dari cerpen tersebut. Di akhir puisi Anda tulis keterangan: Terinspirasi cerita  pendek …. judul …. karya ….. (tahun). Beri keterangan yang lengkap tentang sumber cerpen, dari kumpulan cerpen apa, halaman berapa, penerbitnya apa, dan tahun berapa.  Kirim puisi Anda ke GC dengan nama file: Nama Anda (spasi) Puisi Naratif. Jangan lupa untuk mengisi daftar hadir di Simari.

Dalam proses ini saya tekankan agar terhindar dari plagiasi dengan cara tidak banyak mengambil frasa atau kalimat dari cerpen. Sebisa mungkin mereka diharapkan mendialogkan gagasan dengan cerpen tersebut. Namun, sebagian besar nalar kritis mereka belum mampu mencapainya.

Proses ini secara tidak langsung mempertemukan mereka dengan dua cerpen, genre yang akan mereka tulis pada kuliah bagian kedua. Dengan modal itu, mereka diharapkan bisa belajar tentang bagaimana cerpen-cerpen bermutu itu ditulis. Cerpen yang saya jadikan rujukan antara lain karya Ahmad Tohari, Eka Kurniawan, dan Seno Gumira Ajidarma. Upaya ini pun ternyata belum maksimal hasilnya.

Setelah mereka menyelesaikan puisi naratif, mereka juga diminta melakukan penilaian silang dan apresiasi. Kegiatan tersebut tercermin dalam petunjuk tugas yang harus mereka lakukan sebagai berikut:

Ada dua tagihan untuk kegiatan belajar ini: Pertama, rekaman pembacaan puisi naratif dalam format video. Video bisa diunggah di Google Drive atau YouTube dengan setelan “Unlisted” dan link-nya dikirim ke GC. Lihat contoh pembacaan puisi naratif pada halaman Tugas 2. Kedua, lembar penilaian tertulis puisi naratif yang telah dibaca dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: (1) Berapa banyak kata-kata puisi yang Anda baca mengambil dari cerpen yang menjadi sumber inspirasinya? Tandai jika ada. Jelaskan pada larik dan bait berapa, apa kata-kata yang diambilnya dan sertakan bagaimana kalimat yang ada dalam cerpen yang menjadi acuannya. – Gunakan tabel dalam Lembar Kerja. (2) Apakah makna tersirat atau tersurat puisi dan cerpen sama atau berbeda? Jelaskan apa pesannya. (3) Dalam rentang nilai 60 sampai 90, berapa nilai yang layak untuk puisi yang Anda baca? Mengapa demikian? Tulis hasil penilaian Anda dengan bahasa yang baik dan benar. Kirim melalui halaman ini dengan nama file: Nama Anda – Nilai Puisi karya Nama Pengarang Puisi. Pembagian tugasnya berdasarkan daftar hadir Simari ULM. Peserta nomor urut 1 mengapresiasi dan menilai puisi karya peserta nomor urut 2, nomor urut 2 menilai nomor urut 3, dan seterusnya. Unduh puisi dan cerpennya dari tautan yang tersedia di GC. Jangan lupa, isi sendiri daftar hadir hari ini di Simari.

Meskipun mereka telah mendapatkan contoh pembacaan puisi naratif dan teks puisi naratif, kemampuan membaca indah dan menulis puisi naratif mereka pun belum maksimal. Saya yakin ini terkait dengan budaya literasi sastra mereka. Mereka sulit kesulitan untuk menjalani latihan ini dengan total. Pembudayaan kreatif itu tentu tak bisa diselesaikan dalam enam bulan. Jadi, jika Anda melihat nilai akhir mereka untuk mata kuliah ini yang sulit mencapai A, itu bukan nilai objektif atas karya yang mereka buat, tapi penilaian keseluruhan proses: kehadiran, sikap dalam perkuliahan daring, dan lain-lain. Biarlah mereka menjemput nilai A mereka sendiri dalam kehidupan. Jadi, jangan berkecil hati meskipun nilai mereka C karena jika ia terus menulis setelah keluar dari mata kuliah ini, sesungguhnya dialah yang berhak atas nilai A.

Akhirnya, sebelum latihan menulis puisi ditutup dengan UTS, kami melakukan refleksi atas apa yang telah dan belum bisa mereka capai. Apa yang harus mereka serahkan untuk unjuk karya di UTS dapat dilihat dari petunjuknya, sebagai berikut:

Ujian Tengah Semester ini dilaksanakan dengan uji unjuk karya, yaitu menulis puisi berdasarkan gambar atau foto tunggal atau berseri (yang bersifat pribadi atau publik), video atau film, iklan, atau karya seni yang lain. Silakan pilih sendiri sesuai minat Anda. Lampirkan objek yang menjadi sumber penulisan puisi Anda. Jika sumber rujukan Anda tersedia di internet, tulis URL-nya atau tautannya di akhir puisi.

Puisi Anda akan dinilai berdasarkan kriteria: Keunikan diksi, penggunaan rima, penggunaan gaya bahasa, ketepatan penulisan kata, dan kebaruan gagasan.

Semua puisi mereka yang relatif baru akan dihimpun dan diterbitkan sebagai luaran mata kuliah ini. Semoga fakultas bersedia membantu pembiayaannya. Hanya dengan begitu, lembaga ini memberikan bukti konkret pada upaya pembudayaan literasi sastra.

Pembelajaran Menulis Cerpen

Pembelajaran menulis cerpen kali ini telah diawali dengan secara tidak langsung meminta peserta membaca minimal dua cerpen yang telah disediakan. Ya, memang tidak langsung karena cerpen tersebut harus mereka baca ketika harus menulis puisi naratif dan menilai puisi naratif karya rekan mereka. Bacaan mereka diperkuat dengan kehadiran dua pengajar tamu, cerpenis Kalimantan Selatan, yaitu Nailiya Nikmah dan Sandi Firly. Silakan klik nama mereka untuk menyimak. Kesempatan tersebut juga memperkenalkan kepada mereka bahwa cerpenis andal itu bukan hanya ada di Jakarta atau kota-kota lain, tapi juga ada sekitar mereka. Jika punya minat serius, mereka bisa meminta pelatihan personal. Entahlah, apakah ada yang mau melakukannya.

Kuliah tamu oleh Nailiya Nikmah

Kuliah tamu oleh Sandi Firly

Seperti perkuliahan tahun sebelumnya, cerpen yang mereka hasilkan belum menggembirakan untuk bisa diterbitkan. Cerita yang klise, penggunaan bahasa yang belum baik, dan cara mengelola unsur-unsur cerpen tampaknya juga terkait dengan lingkungan literasi mereka. Silakan klik umpan balik yang saya sampaikan. Paling tidak, proses ini bisa menguatkan keterampilan mereka menulis dengan baik dalam pengertian terampil menggunakan tanda baca, akurat menulis kata, dan sistematis menulis kalimat dan paragraf.

Epilog

Refleksi pembelajaran seperti ini penting untuk ditulis oleh siapa pun yang mengajar mata pelajaran apapun. Selain bermanfaat untuk memperbaiki kekurangan pembelajaran, catatan seperti ini bisa menjadi bahan penelitian dan informasi pembanding atas penilaian mahasiswa terhadap dosen. Bagi saya pribadi, catatan ini sebagai pengingat jika akan mengajar mata kuliah ini lagi dan semacam laporan pertanggungjawaban bagi lembaga tempat saya mengajar. Bagi siapa pun yang kelak akan mengajar mata kuliah ini sebagai pengganti saya, catatan ini bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk upaya peningkatan efektifitas dan kualitas pembelajaran.

Perbedaan nilai akhir kedua kelas mungkin terkait dengan perbedaan jumlah peserta. Kelas A2 yang jumlah pesertanya lebih sedikit daripada kelas A1 mencapai jumlah publikasi karya yang lebih banyak. Meskipun saran untuk mempublikasikan karya (sebagai salah satu unsur penilaian yang sangat penting dan menentukan) telah disampaikan di awal perkuliahan, mereka cenderung melakukannya di ujung semester dan hanya menyasar satu media publikasi yang sama. Daya jelajah generasi milenial ini untuk mencoba media publikasi lain belum tampak maksimal.

Grafik nilai akhir kelas A1

Grafik nilai akhir kelas A2

Dalam pembelajaran ini saya menggunakan berbagai perangkat daring: Google Classroom, Google Meet, Zoom, You Tube, Google Document, dan Google Drive. Pengelolaan kelas beragam: ada kuliah tamu, latihan, menilai dan mengapresiasi karya rekan sejawat, umpan balik, refleksi, dan publikasi karya. Pembelajaran daring tidak terjerumus ke jurang Zoom atau penugasan semata.

Saya menyadari banyak yang belum sempurna dalam proses ini. Dengan mencatatnya, ingatan kita terbantu dan mungkin pembaca pun bisa memetik pelajaran dari apa yang saya lakukan dan alami. Bahkan, saya akan sangat senang jika ada pembaca yang berkenan memberikan tanggapan dan saran yang bisa membuat pembelajaran yang saya lakukan menjadi lebih baik. Jika berkenan, silakan tulis komentar. Komentar Anda akan muncul setelah saya baca dan saya tanggapi. Terima kasih.

Loktara, 5 Januari 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *