Assalamu’alaykum.

Semoga kita selalu dalam keadaan sehat dan selalu mendapatkan keberkahan.

Tulisan ini akan saya awali dengan cerita. Beberapa waktu yang lalu saya membaca tulisan di salah satu grup WA yang saya ikuti. Tulisan tersebut ada plesetan dari lagu anak-anak yang ngehits berjudul “Naik-naik ke puncak gunung” (mudah-mudahan saya tidak salah). Lagu tersebut diplesetkan untuk menceritakan tentang kenaikan tarif listrik, BBM, STNK, TNKB, hingga cabai. Memang awalnya agak menghibur, karena saya juga salah satu rakyat Indonesia yang mungkin akan terkena dampak langsung kenaikan harga dan tarif tersebut. Ditambah ada anggota grup lainnya yang menimpali dengan candaan bahwa lagu tersebut cocok dinyanyikan di depan gedung DPR pada saat demo. Tapi sayngnya sekarang sudah tidak jamannya lagi demo seperti itu, malah yang ada demo masak dan lain-lain, candaan ini membuat saya semakin terhibur. Tetapi ada tulisan anggota grup lain yang membuat saya berhenti tertawa. Ya, beliau mengatakan lebih baik jika lagu tersebut diubah menjadi do’a. Yuppp, hati saya langsung setuju dengan saran beliau tersebut. Tanpa pikir panjang seandainya ini musyawarah untuk minta suara saya setuju atau tidak saya akan langsung tunjuk tangan dan berkata “saya setuju. Atau seandainya ini adalah forum juri indonesia idol, saya akan langsung mengatakan “kalau aku sih yes” (hehe, pinjam istilah mas anang).

Alasannya apa? Saya tidak langsung menemukan alasannya. Tetapi, setelah saya berpikir dengan logis lebih baik jika segala keluhan kita diganti dengan doa yang baik dan positif. Kita kadang terjebak dalam situasi sulit. Saya pribadi terkadang merasa jika keputusan pemerintah menaikkan harga adalah keputusan yang memberatkan. Padahal saya bukan ahli ekonomi dan saya tidak termasuk anggota pemerintahan yang juga mungkin tengah pusing memikirkan kebijakan apa yang harus diambil agar masyarakat dapat sejahtera. Mungkin disinilah peran komunikasi pemerintah dengan rakyatnya harus lebih intim. Lebih dekat. Pemerintah harus bisa menjelaskan dan meyakinkan rakyat bahwa ini adalah keputusan yang terbaik yang harus diambil tentu disertai dengan alasan logis dan alasan yang sangat bisa diterima oleh rakyat.

Lalu bagaimana dengan kita? menurut saya kita harus terus kritis. Beri kritik dan saran yang membangun. Jika memang pemerintah mengambil keputusan yang dirasa memberatkan, maka sebaiknya kita membantu mencarikan solusi yang lebih baik. kritik yang baik adalah kritik yang disertai saran yang membangun. Jangan hanya bisa membully, membuat candaan yang bisa menimbulkn ketersinggungan pihak lain. Lantas bagaimana dengan kata “mengeluh”. ada yang mengatakan mengeluh adalah sifat alami manusia. Tetapi alangkah lebih baik jika keluhan kita kita ganti dengan doa sembari memohon dan berharap yang terbaik dari Sang Pencipta Semesta.